Senin, 26 Maret 2012

Pecundang di kereta senja itu…


Kepulan asap rokok dan riuh suara pedagang asongan mewarnai kereta tua yang melaju dari arah jatinegara menuju kota brebes jawa tengah. dengan sedikit napas yang menahan sesak karena kepulan asap rokok aku duduk di antara kanan kiri bapak dan remaja yang kira-kira seumuran ku.
ku  lihat di seberang tempat duduk ku terdapat dua wanita separuh baya yang satu menggendong anak bayinya. mungkin seumuran kira-kira 5 bulanan. suara tangis dari si bayi menambah riuhnya suara bising memenuhi gerbong 4 dari kereta tua itu.  setelah beberapa menit mata terpejam dengan sayup yang masih tertahan terdengar suara gaduh.  terlihat  seorang lelaki berbadan tegap bersih selayaknya anggota Satpol PP sedang berdiri mencaci maki lelaki tua yang duduk bersimpuh di kakinya. tak ada seorangpun yang membela atau sekedar menghalau si lelaki gagah itu. semuanya hanya bisa menatap tanpa ada seorangpun yang berkutik. lelaki tua itu berkali-kali mengucap kata maaf  ” Maafkan saya pak.. saya tidak sengaja mengotori sepatu bapak, sungguh ” terdengar juga isak tangis dari si lelaki tua itu.
dengan pakaian compang camping bertopi kopiah lusuh tanpa alas kaki beliau mengiba untuk meminta maaf. tanpa belas kasihan ataupun sedikit iba lelaki gagah itu terus mencaci bahkan tidak segan-segan membentak dengan perkataan yang menyakiti hati lelaki tua itu.  dan aku.. aku pun hanya menjadi pecundang diantara berpasang-pasang mata yang hanya menatap miris kejadin itu.  dalam hati sungguh aku pun merasa tersakiti dengan perkataan dari si lelaki gagh itu, namun apalah daya.. aku hanya bisa menjadi pecundang ! ya,  akulah si pecundang di dalam kereta senja itu.  tanpa berkeberanian untuk menghentikan caci maki si lelaki gagah itu. dalam hati ingin rasanya aku menampar dan memukul mulut si lelaki gagah itu dengan tangan ku sendiri. namun lagi-lagi.. Akh, aku hanya seorang pecundang. yang tidak punya keberanian sedikitpun untuk melakukan semua itu :(

Tidak ada komentar: