” DIAM itu lebih capek dibanding berfikir… “
Duduk, melamun, browsing gak jelas, dan akhirnya mata pun sayup terbunuh
oleh kebosanan. ditambah lagi dengan lambatnya waktu yang seakan
membawa kita pada celah ketidaknyamanan. entah berapa waktu yang
terbuang begitu banyak, jika sehari saja dihabiskan hanya dengan
berdiam diri. tanpa melakukan sesuatu yang menghasilkan walau hanya
segores kata atau seperak rupiah. Fikiran yang pasif lambat laun pun
akan mengikis sesuatu yang disebut dengan keahlian / hobby. bukankah
sesuatu yang akhirnya mejadi besar itu dimulai dengan banyaknya
pemikiran-pemikiran yang kecil ?? #haa.. sok menggurui :)
Lalu saya pun mulai berfikir, ” berarti banyak banget ya waktu saya yang terbuang selama 20 tahun ini ?? ” dimulai
dari tidur, melamun, nonton, maen, lalu kadang browsing gak jelas..
ditambah lagi kalau galau mulai melanda, yang seakan waktu terhenti di
tempat. huu.. waktu yang banyak itu tanpa meninggalkan jejak sejarah
yang pasti.
Dan lagi.. sebenarnya DIAM itu lebih capek dibanding berfikir, bagaimana
tidak.. kadang saat berdiam diri itu hati/perasaan kita sedang tekoyak
dengan berbagai permasalahan ataupun sesuatu yang menyesakan dada. dan
mungkin hal itu cukup menguras tenaga yang akhirnya menjadikan diri
sebagai beban. coba kita bandingkan kalau kita sedang melakukan
aktifitas yang mengharuskan kita untuk berfikir. tentunya hal itu lebih
menyenangkan dibanding kalau kita hanya dengan berdiam diri, jika
endingnya menghasilkan sesuatu yang tidak sama sekali berguna. malah
yang ada hanya waktu yang terbuang sia-sia. then.. kita lebih milih DIAM
atau BERFIKIR ?? #gaya mikir :)
Sabtu, 04 Februari 2012
Jumat, 03 Februari 2012
Malaikat Itu Mengenakan Seragam PNS…
” Malaikat itu mengenakan seragam PNS… “
Ngantuk ?? ya, pagi itu mentari seakan enggan untuk beranjak dari peraduannya. begitu pun saya.. dengan semangat ala kadarnya melangkahkan kaki menuju termpat dimana saya harus melakukan rutinitas sebagai seorang pegawai (buruh). tempatnya tidak terlalu jauh dari tempat saya tinggal.. hanya memerlukan kurang dari lima menit untuk sampai ketempat saya bekerja. cukup berjalan kaki tentunya..
angin dan udara pagi yang sejuk menambah suasana semakin nyaman jika kembali menarik selimut, pikirku. tapi sesegera mungkin angan itu ku sibak jauh dari otak. ya, bagaimana tidak.. baru keluar gerbang berjalan beberapa langkah menuju tempat saya bekerja, saya di pertemukan dengan seoarang bapak paruh baya berjalan menarik gerobak sampahnya. motor dan kendaraan lain yang berlalu lalang menambah suasana yang teduh menjadi hidup. seakan semuanya berlomba-lomba mecari dan mencari rizki dengan segala aktifitasnya masing-masing. saya pun berjalan tepat di belakang gerobak sampah yang bapak itu tarik. wajahnya bulat.. dengan raut ketegaran yang saya tangkap, sekali lagi.. mungkin karena beliau ingin menunjukan kepada siapa saja yang melintasinya, kalau dirinya berkerja dan melakukan pekerjaan itu dengan hati penuh kegembiraan. tepatnya dengan rasa syukur mungkin. ditambah pula dengan perawakan dan postur tubuh yang terlihat kuat dan fat (gemuk). setelah beberapa langkah saya berjalan dibelakang gerobak sampah itu.. terlihat seorang pengendara motor memakai jaket kulit berwarna hitam pekat menghentikan laju motornya, yang saya kira.. seseorang itu hanya akan sekedar menerima telfon atau apalah. tidak disangka.. laki-laki gagah yang sepertinya seumuran dengan bapak pengangkut sampah itu.
Ngantuk ?? ya, pagi itu mentari seakan enggan untuk beranjak dari peraduannya. begitu pun saya.. dengan semangat ala kadarnya melangkahkan kaki menuju termpat dimana saya harus melakukan rutinitas sebagai seorang pegawai (buruh). tempatnya tidak terlalu jauh dari tempat saya tinggal.. hanya memerlukan kurang dari lima menit untuk sampai ketempat saya bekerja. cukup berjalan kaki tentunya..
angin dan udara pagi yang sejuk menambah suasana semakin nyaman jika kembali menarik selimut, pikirku. tapi sesegera mungkin angan itu ku sibak jauh dari otak. ya, bagaimana tidak.. baru keluar gerbang berjalan beberapa langkah menuju tempat saya bekerja, saya di pertemukan dengan seoarang bapak paruh baya berjalan menarik gerobak sampahnya. motor dan kendaraan lain yang berlalu lalang menambah suasana yang teduh menjadi hidup. seakan semuanya berlomba-lomba mecari dan mencari rizki dengan segala aktifitasnya masing-masing. saya pun berjalan tepat di belakang gerobak sampah yang bapak itu tarik. wajahnya bulat.. dengan raut ketegaran yang saya tangkap, sekali lagi.. mungkin karena beliau ingin menunjukan kepada siapa saja yang melintasinya, kalau dirinya berkerja dan melakukan pekerjaan itu dengan hati penuh kegembiraan. tepatnya dengan rasa syukur mungkin. ditambah pula dengan perawakan dan postur tubuh yang terlihat kuat dan fat (gemuk). setelah beberapa langkah saya berjalan dibelakang gerobak sampah itu.. terlihat seorang pengendara motor memakai jaket kulit berwarna hitam pekat menghentikan laju motornya, yang saya kira.. seseorang itu hanya akan sekedar menerima telfon atau apalah. tidak disangka.. laki-laki gagah yang sepertinya seumuran dengan bapak pengangkut sampah itu.
Langganan:
Postingan (Atom)