Sabtu, 25 September 2010

Ketiadaan

Tiba tiba ada request dari ID "glensutarman" dengan avatar yang hanya dibalut dengan warna hitam saja dari yahoo! messenger ku. Terkejutnya aku di depan laptop melihat itu walau hanya dengan sebatas Pop-up message. Siapa ini?. Aku approve saja permintaanya. Dan blakk!! pintu di kamar dibelakangku yang gelap tertutup dengan keras. Pikirku itu tertutup oleh angin. Kini hanya ada cahaya dari layar laptop saja yang bisa kulihat.
Langsung saja dia menyapa ku di chat "Terus pandangi layar". Bulu kuduk ku berdiri. Aku menurut saja apa yang dikatakanya. Ku teguk setengah gelas bir lokal sisa semalam dengan teman temanku. Hanya sedikit, tidak membuatku mabuk. "Berapa harga dari hidupmu?". "Apa?" ku tanya balik dia di chat. "Harga hidupmu bahkan tak lebih dari muntahan anjing" katanya.
Siapa orang kurang ajar yang berani berkata seperti itu padaku?. "Kau sekarang berada dalam ketiadaan. Hidup antara Mati. Aku tahu kau baru saja meneguk segelas bir". Keringat dingin mengucur di kepalaku. Akhirnya aku menyadari sekelilingku gelap gulita. Apakah orang itu ada dikamarku?. "Hey, dimana kau?" balasku. "Dibelakangmu".
Saking kagetnya kaget setengah mati, Aku mundur terlempar dari layar laptopku. Hingga pintu kamar terhentak olehku. Akh... tepat dibelakangku tertancap pisau panjang dan menembus hingga perut. Dan kucabut pisau itu perlahan. Darah mengucur dengan deras dari belakangku. Tulangku patah, Aku terengap engap kehabisan nafas. Hingga akhirnya aku tidak bisa berdiri.
Lampu kamarku menyala. Dengan pengelihatanku yang samar, tengah berdirilah di depanku seseorang memakai jubah hitam dengan topeng yang sangat menyeramkan. Ia memegang handphone. Rupanya benar ia yang sedari tadi chat denganku dan menysup kamarku tiba tiba. Visualisasiku semakin hitam dan menghitam dan kondisi tubuh yang terus memburuk. Mukanya didekatkan padaku dan mengucapkan "Selamat tinggal". Tetapi bukan hanya dia yang aku tinggalkan, tetapi semua kehidupan duniaku.

inikah FIRST LOVE?

Saat itu sore hari, aku sedang duduk-duduk di teras rumah untuk mencari udara segar. Disebelah tangan kananku, aku memegang teh kotak. Dan disebelah tangan kiriku, aku memegang Hp. Sambil melihat-lihat langit dan minum teh kotak, tiba-tiba saja tangan kiriku bergetar. Ternyata ada sms masuk. Hmm.. dari Monic, teman tetanggaku. “Dita, sudah jam 4 nih. Ayuk kita jalan² keliling taman. Aku tunggu di depan rumahku yah.”Setelah selesai membaca sms itu, aku pun langsung keluar rumah untuk menghampiri Monic. Rumahku dan rumah Monic hanya beda 7 rumah, sangat dekat. Monic adalah teman baikku dari kecil, sekarang ia duduk di kelas SMP I, lebih tua dariku setahun. Monic sekolah di SMP Permata Indah, sedangkan aku di SD Harapan Kasih. “Ditaaaaaa!” Seseorang memanggil namaku. Aku kenal suara itu – sangat mengenalnya. Aku melirik kesana kemari. Itu dia Monic! Aku langsung menghampiri Monic yang sedang berdiri di depan rumahnya. Aku dan Monic pun langsung menuju ke sebuah taman yang tidak begitu jauh dari rumah kami. Kami sudah terbiasa jalan-jalan sore seperti ini.*** Aku melihat jam di Hp-ku. Ternyata sudah jam 6 lewat. Aku dan Monic harus cepat-cepat pulang karena kalau tidak, mamaku bisa ngomel-ngomel karena pulang terlalu sore. Maklum saja, aku masih SD. Di perjalanan pulang menuju ke rumah, tiba-tiba saja aku melihat Monic berhenti berjalan dan ia bertemu dengan seorang laki-laki. Monic mengobrol dengan laki-laki itu dengan sangat – akrab. Aku penasaran siapa laki-laki itu. Aku mencoba mengintip-ngintip melihat wajah laki-laki itu. Hmm.. aku tidak mengenalnya, bahkan belum pernah bertemu dengannya. Aku memperhatikan wajahnya, benar-benar rasanya jantung ini berdetak 2x lebih cepat! Ternyata wajah laki-laki itu benar-benar tampan. Dengan tinggi yang tidak beda jauh dariku, ia memakai kaos biru tua dan celana jeans yang hanya sepanjang lutut. Benar-benar aku terpesona melihatnya. Di dalam hatiku, aku terus bertanya-tanya siapa laki-laki itu.Sesaat aku sedang memperhatikan laki-laki itu dari jarak yang lumayan dekat, tiba-tiba saja Monic menarik tanganku dan segera mengajakku untuk kembali melanjutkan perjalanan pulang. Aku segera melirik jam lagi, ternyata sudah jam setengah 7! Gawat! Aku bisa kena omel oleh mamaku. Aku dan Monic segara buru-buru pulang.Sesampai di rumah aku benar-benar terus memikirkan tentang laki-laki itu. Kenapa selama ini aku tidak pernah melihatnya kalau ternyata rumah dia tidak begitu jauh dari sini? Aku berencana untuk menanyakan Monic tentang laki-laki tadi. Tetapi kapan? Jujur saja, aku tidak berani untuk menanyakan hal-hal seperti ini. *** Ternyata hari ini sudah hari kamis lagi, sudah sebulan semenjak aku bertemu dengan laki-laki itu. Sampai hari ini aku pun belum bertemu dengannya lagi. Setiap hari aku terus berharap agar bisa melihat laki- laki itu, walaupun melihatnya semenit saja pun tidak apa-apa rasanya bagiku. Setiap hari aku terus memikirkan siapa nama laki-laki itu, sekolah dimana dia, sudah kelas berapa dia. Pertanyaan-pertanyaan itu terus menghantuiku sebulan terakhir ini. Bahkan, sampai hari ini pun aku masih tidak berani bertanya kepada Monic. Sungguh apakah aku pengecut? “Ditaaaaa!” Ternyata suara mama memanggilku. Aku langsung beranjak dari tempat tidur dan keluar kamar menghampiri mama yang sedang ada di dapur. “Dit, tolong kamu belikan mama terigu yah 2kg saja di warung dekat taman sana. Ini uangnya.” Kata mama sambil memberikanku sejumlah uang. Sebenarnya aku malas untuk pergi ke warung, tetapi mendengar mama berkata kalu warung nya dekat taman, tiba-tiba saja aku teringat kalau rumah laki-laki yang saat itu juga dekat dengan taman. Aku hanya bisa berharap agar aku bisa bertemu dengannya hari ini.Sesampai aku di warung ini, terdengar suara kaki orang berjalan seperti sedang menuju kemari. Aku menoleh kebelakang untuk melihat siapa yang datang. Ternyata! Laki-laki itu! Aku benar-benar senang bisa melihat – bisa bertemu dengan laki-laki itu lagi. Entah kenapa rasanya sangat bahagia bisa melihat dan bisa bertemu lagi. Aku benar-benar sangat memperhatikannya saat ini, ia memakai baju kaos berwarna hitam dengan celana jeans panjang. Tiba-tiba, ia tersenyum! Ia tersenyum melihatku. Apakah dia masih ingat dengan wajahku yang sebulan lalu pernah bertemu di dekat taman saat bersama Monic? Setelah selesai membeli terigu, aku pun pulang. Pelan-pelan aku pergi menjauh dari warung itu sambil memperhatikan dia.Sampai di rumah aku langsung mengambil hp-ku dan dan benar-benar memberanikan diri untuk sms Monic menanyakan tentang laki-laki itu. Dengar-dengar Monic pun ternyata satu sekolah dengannya. Aku juga penasaran kenapa Monic bisa kenal dengannya.Monic membalas sms ku! Monic memberitahukan semuanya yang ia tahu tentang laki-laki itu. Sampai-sampai Monic curiga dengan ku kenapa bertanya tentang laki-laki itu. Ternyata nama laki-laki itu JEREMY♥ ! Benar-benar nama yang aku sukai. Ia juga benar satu sekolah dengan Monic, dan ia kelas SMP3 sekarang. Jeremy. Jeremy. Jeremy. Nama itu jadi terus menghantui pikiranku. Ternyata ia beda 3 tahun denganku. Yaa mulai semenjak itu, setiap hari, setiap minggu, bahkan setiap bulan aku hanya bisa berharap suatu hari aku bisa berkenalan dengannya. Aku merasa, aku suka padanya – yah, aku benar-benar suka padanya, seperti cinta pada pandangan pertama. *** Tak terasa hari ini aku sudah akan di MOS menjadi murid SMP. Aku menetapkan untuk sekolah di SMP Permata Indah juga. Yah, selain banyak teman-teman dan saudara ku yang di bersekolah ini, ingin bertemu dengannya juga adalah salah satu alasanku masuk di sekolah ini. Saat ini aku dan teman-teman baruku yang lainnya sedang ditugaskan untuk menyapu di lapangan sekolah. Beginilah rasanya di MOS, selalu di suruh-suruh.Sesaat aku sedang menyapu di dekat gerbang sekolah, aku melihat seperti.. sesosok orang mirip Jeremy. Semakin dekat aku melihatnya, ternyata benar! Itu Jeremy! Akhirnya hari ini aku benar-benar bisa melihatnya, benar-benar bisa bertemu dengannya lagi. Tidak salah lagi, itu Jeremy. Aku benar-benar sangat mengenal dan mengingat wajahnya. Aku melihatnya sedang di MOS juga, ya, sekarang dia sudah kelas SMA I. dia memakai seragam SMP putih – biru, dengan memakai topi buatan sendiri dari kertas, dan sepatu hitam dengan kaos kaki sepanjang betis, sambil membawa keranjang belanja kesana kemari. Aku tertawa kecil. Melihatnya berpakain layaknya orang culun seperti itu. Aku bahkan tidak menyangka, aku bisa bertemu dengannya disini, hari ini.“Hey! Lanjutin sapunya! Jangan bengong terus kerjaannya!” Seorang kakak kelas menegerku. Ah. Mikir apa aku ini sampai lupa menyapu. Tiba-tiba sosok Jeremy menghilang diantara kerumunan orang, sesaat aku menoleh ke arah kakak kelas yang menegurku tadi. Aku terus melihat kesana kemari tetapi tetap tidak terlihat sosok Jeremy lagi.Ternyata tugas menyapu pun sudah selesai, lalu aku dan yang lain kembali ke gedung sekolah. *** Sekarang bulan April 2009. Benar-benar cepat tak terasa aku sudah akan naik kelas SMP2 sebentar lagi. Aku sedang duduk di depan computer, sedang membuka facebook dan mengerjakan tugas. Sekarang sedang benar-benar jamannya orang-orang main facebook. Tiba-tiba Monic mengajakku chat dif b. ia memberitahukan bahwa ternyata Jeremy memiliki fb Monic juga tau kalu aku menyukai Jeremy. Namun jujur saja, aku sekarang sudah tidak begitu menyimpan rasa terhadap Jeremy. 5 bulan terakhir ini aku benar-benar tidak bertemu dengannya di taman atau di tempat-tempat lainnya. Sampai-samapai aku merasa menyukai orang lain, teman sekelasku, bernama Rio.Aku pun segera membuka fb Jeremy. Nama fb dia adalah ‘Nicolas Jeremy’. Hmm ternyata nama lengkapnya adalah Nicolas Jeremy. Aku tersenyum kecil. Melihat foto profile picture Jeremy, dengan foto close-up dan senyuman yang membuatku teringat saat aku bertemu di warung saat itu kira-kira satu tahun yang lalu. Dan semenjak saat itu aku sering melihatnya, aku juga tidak tahu apakah Jeremy sadar kalau aku ada di sekitarnya saat itu. Baru 5 bulan terakhir ini aku tidak pernah melihatnya lagi. Setelah merenung sebentar, aku pun menetapkan meng-add fb nya.*** Setelah hampir seminggu menunggu, akhirnya friend request ku di confirm olehnya. Saat itu aku juga sedang online fb, dan aku melihat di bagian chat, Jeremy ternyata sedang ol juga. Aku ingin mencoba mengajaknya chat. Namun aku tidak berani. Sesaat aku akan logout fb, tiba-tiba saja ada yang mengajakku chat. Aku lihat siapa. Oh Tuhan! Ternyata Jeremy! Benar itu Jeremy yang mengajakku chat. Kami pun saling berkenalan. Entah kenapa hal seperti itu terjadi dengan alami begitu saja. Hmm dia juga meminta nomor Hp ku. Rasanya benar-benar keinginanku sudah terkabul. Rasa yang sudah mulai hilang itu, sekarang mulai muncul lagi.*** Ya, bahkan setiap hari aku sms-an dengannya. Aku juga benar-benar merasa akrab dengannya. Aku juga bingung kenapa hari itu dia bisa mengajakku chat dan meminta nomor Hpku, sampai akhirnya aku bisa berkenalan dan dekat seperti ini dengannya. Ini memang adalah salah satu keinginanku dulu.Benar-benar aku tidak menyangka! Di sela aku sedang sms-an dengannya, tiba-tiba saja dia menyatakn CINTA. Satu hal yang aku inginkan – tetapi juga aku takutkan terjadi juga. Jujur saja, aku masih tidak merasa yakin dengan perasaanku sendiri.“Dita, aku sayang sama kamu. Kamu mau jadi cewe aku?“ Benar-benar rasanya jantungku ingin copot setelah membaca sms itu. Aku masih ragu harus menjawab iya atau tidak.Setelah kuputuskan, dan aku menjawab IYA. Memang benar dari dulu ini adalah keinginan ku. Yaitu bisa berkenalan dan dekat dengannya. Tetapi aku masih tidak bisa menyangka bisa sampai seperti ini, sampai kejadian hari ini.Hari ini tanggal 30 May 2009. Baru saja kami berkenalan tidak lebih dari 2 bulan – dan hari ini aku sudah menjadi pacarnya. Seperti mimpi rasanya.*** Hari ini tepat 3 bulan aku jadian dengannya. Di saat aku dengannya baru-baru jadian, dia sangat perhatian – juga sangat baik terhadapku. Namun mulai bulan ke 2 dan bulan ke 3- dan bahkan sampai hari ini, aku benar-benar lost contact dengannya. Ia tidak pernah membalas sms ku ataupun mengangkat teleponku. Di sekolah pun kami jarang bertemu – bahkan tidak pernah bertemu. Sungguh aku khawatir!Siang itu juga di saat aku sedang merenung memikirkan hal ini, hpku bergetar. Cepat-cepat aku ambil hp yang terletak tidak gitu jauh dari tempat tidurku. Ternyata sms masuk dari ’JMY’. Aku menulis nama Jeremy di kontak Hp ku dengan nama JMY. Benar-benar aku kaget melihat sms darinya. Benar-benar isi sms yang mengecewakan sekali – sungguh .“Dit, maafin aku yah kalo ga bisa bales sms km, ato terima telp km. Aku lg sibuk banget sekarang. Jadi aku rasa lebih baik kita putus. Jeremy. “Benar-benar alasan yang tidak jelas dia berkata seperti itu. Benar-benar sedih aku saat itu. Perasaan ku sangat kacau sekarang. Aku memang sudah yakin dari awal kalau Jeremy memang tidak serius denganku. Ia hanya ingin main-main denganku. Mulai saat ini aku harus melupakan dia. Menghapus dia dari pikiranku! *** Wah benar-benar panas kuping ini. Setelah aku dan Nico bertelepon hamper 2jam! Cukup melelahkan. Tetapi aku sangat senang. Nico, sahabat terbaikku. Dia benar-benar baik denganku. Nico sekarang duduk di bangku kelas SMA I, sedangkan aku sudah kelas SMP3 sekarang. Waktu benar-benar berjalan sangat cepat. Semenjak kejadian satu tahun yang lalu, kejadian tentang aku dan seseorang bernama JMY. Rasanya mau pecah kepalaku mengingat itu lagi. Hah aku lapar, sudah jam 2 siang dan aku belom makan siang.“Mamaaa! Maa! Dimana sih mama?”Detelah aku mencari-cari dimana mama, ternyata ada di dapur sedang masak. Sambil menunggu makan dan duduk di meja makan, aku juga sedang sms-an dengan Nico. Tiba-tiba saja aku melihat nomor tak dikenal sms ku.“Dit, apa kabar? Masi inget aku? Ini Jeremy”. Apaaa?? Jeremy?? *** Semenjak itu, Jeremy, dia jadi sering smsku setiap hari. Jujur saja aku merasa sangat gelisah. Kenapa dia mengajakku sms lagi? Apa benar ada maksud dari semua ini? Sudah hamper 2minggu aku mulai smsan dengannya lagi. Walaupun aku sering tidak membalas sms nya.Sampai hari itu, hal yang tidak ku sangka terjadi lagi. Tiba-tiba dia membicarakan tentang masa lalu. Aku tidak ingin mengungkit masalah ini lagi. Dia meminta maaf padaku – meminta maaf tentang apa yang dulu terjadi. Dan satu hal yang membuat aku gelisah lagi. “Kamu mau jadi cewe aku lagi?” Apaa?? Jadi – dia mengajakku balikan lagi? Pertanyaan itu benar-benar membuat kepalaku penuh.Dengan mantap aku menjawab, “Maaf, aku rasa nggak mungkin. So, just friend yah.”Benar-benar aku lega setelah berkata seperti itu. Dan dia hanya membalas smsku, “Tidak apa-apa J” Sudah. Sesingkat itu. Dan semenjak itu dia tidak pernah sms aku lagi.Nico, sahabat terbaikku sekarang. Aku rasa, aku sudah cukup mempunyai seorang sahabat seperti Nico. Nico benar-benar berbeda dengan Jeremy. Jeremy yang dulu ternyata selalu aku damba-damba kan, ternyata seperti ini. Sungguh aku sangat kecewa – menyesal. Sudahlah jangan di pikirkan lagi. Tetapi tetap akan aku simpan di hati dan pikiran ini, ‘JMY, My First Love “