Rabu, 03 November 2010

::: CINTA AKU PADA SI DIA... :::

Cinta itu buatkan
Cinta utamaku lemah
Cinta aku pada si dia
Buatkan cinta aku pada Tuhan
Allah Yang Maha Esa
Buatkan cintaku pada Rasulullah
Kekasih Yang Maha Kuasa
Buatkan cintaku pada agama
Islam yang gah agung
Buatkan cinta aku pada iman
Nur yang sentiasa terang
Seakan-akan goyah
Umpama meniti jambatan rapuh
Yang kalau-kalau ditiup angin kencang
Rebah sujud sia-sia ke bumi

Cinta aku pada si dia
Mencalar kotor pada pahalaku
Bertambah erat pula
Pegangan si dosa-dosa
Cintaku pada si dia
Buatkan jiwaku resah
Bernanah dengan maksiat
Zina mata, zina hati
Buat aku terus-terusan gelisah
Melihat pasangan lain
Melayari bahtera durjana
Yang kononnya indah
Walhal aku tahu
Halal haramnya…
Meskipun aku tahu
Baik buruknya…
Sungguhpun aku tahu
Azab dan siksanya…

Bukankah cintaku aku pada si dia
Harus bawaku dekat
Ke kota pujaanku…syurga
Bukankah cinta aku pada si dia
Harus jauhkan aku sejauh-jauhnya
Dari neraka yang pedih azabnya

Jadi…
Mana mungkin cinta ini
Cinta aku pada si dia
Adalah cinta bisikan Allah
Mana mugkin cinta ini
Cinta aku pada si dia
Adalah cinta yang bisa buatkan aku
Bahagia dunia akhiratnya
Mana mungkin cinta ini
Cinta aku pada si dia
Adalah suci, tulus dan perawan

Aku muhasabah nilai cinta ini
Sebak dada, kusut jiwa
Menitis air mata seorang hamba derhaka
Mengenangkan betapa murahnya nilai cinta ini
Hinanya cinta ini disisi tuhan

Cinta yang aku dambakan
Cinta aku pada si dia
Tiada apa-apa erti buat tuhan
Hanya lumpur noda mengundang murka…

Rupa-rupanya
Cinta aku pada si dia
Tidak layak menggapai rahmat
Tidak layak menjemput berkat
Dan tidak akan pernah mengundang keredhaan

Maafkan aku Ya Allah
Maafkan aku untuk ada rasa
Cinta aku pada si dia
Yang tidak ada nilai di mata mu Tuhan

Ya Allah
Jodohku ditanganmu
Kalau benar
Cinta aku pada si dia
Hanya menambah timbunan dosa
Aku mohon ampun Ya Allah

Doaku…
Harapanku…
Pintaku dengan harap…
Harap dengan sangat…
Penuh rendah diri sebagai hambamu
Kurniakan aku masjid yang sempurna
Dengan jodoh yang baik-baik
Penuhi pertemuan dan perpisahannya
Dengan iman, nur dan rahmatmu…
Biar jodohku itu…
Buatkan aku dekat padamu Ya Allah
Biar jodohku itu…
Buatkan syurga nanti jadi naungan untukku
Biar jodohku itu…
Buatkan aku lebih mencintaimu
Lebih dari segalanya Ya Tuhan…
Ya Allah…Amin…

::: ALLAH MENYEMBUNYIKAN 6 PERKARA :::

1.Allah SWT telah menyembunyikan redha-nya dalam taat.
2.Allah SWT telah menyembunyikan murka-Nya di dalam maksiat.
3.Allah SWT telah menyembunyikan nama-Nya yang Maha Agung di dalam AL-Quran.
4.Allah SWT telah menyembunykan Lailatur Qadar di dalam bulan ramadhan.
5.Allah SWT telah menyembunyikan solat yang paling utama di dalam solat(yang lima waktu).
6.Allah SWT telah menyembunyikan (tarikh terjadinya)kiamat di dalam semua hari.

::: DARAH SEORANG MUSLIM :::

Dari Abdullah r.a katanya Rasulullah s.a.w bersabda;"Tidak halal darah seorang muslim yang mengakui tidak ada tuhan selain ALLAH dan mengaku aku Rasulullah melainkan dengan tiga perkara:
1)Seorang janda yang berzina.
2)Seorang pembunuh yang harus dibunuh.
3)Seorang yang keluar dari agama[islam],lalu dia berpisah dari jamaah muslimin."

(HR Muslim)

::: CINTA DARIPADA PANDANGAN IMAM ASYSYAFI'I :::

Imam Syafi'i banyak memberi pedoman dalam memilih kawan. Beliau juga mengakui sukar mencari sahabat sejati yang mahu berkongsi suka duka bersama. Ketika menilai sahabat sejati pada waktu susah, katanya:

“Kawan yang tidak dapat dimanfaatkan ketika susah lebih mendekati musuh daripada sebagai kawan. Tidak ada yang abadi dan tidak ada kawan yang sejati kecuali yang menolong ketika susah. Sepanjang hidup aku berjuang bersungguh-sungguh mencari sahabat sejati hingga pencarianku melenakanku. Ku kunjungi seribu negara, namun tidak satu negara pun yang penduduknya berhati manusia."

Imam Syafi'i turut meminta kita berhati-hati memilih sahabat kerana sahabat yang baik akan membawa ke arah kebaikan dan begitu sebaliknya. Katanya:

“Jika seseorang tidak dapat menjaga nama baiknya kecuali dalam keadaan terpaksa, tinggalkanlah dia dan jangan bersikap belas kasihan kepadanya. Banyak orang lain yang dapat menjadi penggantinya. Berpisah dengannya bererti istirehat. Dalam hati masih ada kesabaran buat kekasih, meskipun memerlukan daya usaha yang keras. Tidak semua orang yang engkau cintai, mencintaimu dan sikap ramahmu kadangkala dibalas dengan sikap tidak sopan. Jika cinta suci tidak datang daripada tabiatnya, tidak ada gunanya cinta yang dibuat-buat. Tidak baik bersahabat dengan pengkhianat kerana dia akan mencampakkan cinta setelah dicintai. Dia akan memungkiri jalinan cinta yang terbentuk dan akan menampakkan hal yang dulunya menjadi rahsia. Seseorang itu juga dapat menundukkan musuhnya dengan menunjukkan rasa persahabatan."

Imam Syafi'i dalam hal ini berkata:

“Ketika aku menjadi pemaaf dan tidak mempunyai rasa dengki, hatiku lega, jiwaku bebas daripada bara permusuhan. Ketika musuhku berada di hadapanku, aku sentiasa menghormatinya. Semua itu kulakukan agar aku dapat menjaga diriku daripada kejahatan. Aku nampakkan keramahan, kesopanan dan rasa persahabatanku kepada orang yang kubenci, seperti aku nampakkan hal itu kepada orang yang kucintai.”

::: MUSIK ITU HARAM :::

1. Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata:
الْغِنَاءُ يُنْبِتُ النِّفَاقَ فِي الْقَلْبِ


“Nyanyian itu menimbulkan kemunafikan dalam hati.” (Diriwayatkan Ibnu Abid Dunya dalam Dzammul Malahi, 4/2, Al-Baihaqi dari jalannya, 10/223, dan Syu’abul Iman, 4/5098-5099. Dishahihkan Al-Albani dalam At-Tahrim hal. 10. Diriwayatkan juga secara marfu’, namun sanadnya lemah)


2. Ishaq bin Thabba` rahimahullahu berkata: Aku bertanya kepada Malik bin Anas rahimahullahu tentang sebagian penduduk Madinah yang membolehkan nyanyian. Maka beliau mejawab: “Sesungguhnya menurut kami, orang-orang yang melakukannya adalah orang yang fasiq (rusak).” (Diriwayatkan Abu Bakr Al-Khallal dalam Al-Amru bil Ma’ruf: 32, dan Ibnul Jauzi dalam Talbis Iblis hal. 244, dengan sanad yang shahih)


Beliau juga ditanya: “Orang yang memukul genderang dan berseruling, lalu dia mendengarnya dan merasakan kenikmatan, baik di jalan atau di majelis?”
Beliau menjawab: “Hendaklah dia berdiri (meninggalkan majelis) jika ia merasa enak dengannya, kecuali jika ia duduk karena ada satu kebutuhan, atau dia tidak bisa berdiri. Adapun kalau di jalan, maka hendaklah dia mundur atau maju (hingga tidak mendengarnya).” (Al-Jami’, Al-Qairawani, 262)


3. Al-Imam Al-Auza’i rahimahullahu berkata: ‘Umar bin Abdil ‘Aziz rahimahullahu menulis sebuah surat kepada ‘Umar bin Walid yang isinya: “… Dan engkau yang menyebarkan alat musik dan seruling, (itu) adalah perbuatan bid’ah dalam Islam.” (Diriwayatkan An-Nasa`i, 2/178, Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah, 5/270. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam At-Tahrim hal. 120)


4. ‘Amr bin Syarahil Asy-Sya’bi rahimahullahu berkata: “Sesungguhnya nyanyian itu menimbulkan kemunafikan dalam hati, seperti air yang menumbuhkan tanaman. Dan sesungguhnya berdzikir menumbuhkan iman seperti air yang menumbuhkan tanaman.” (Diriwayatkan Ibnu Nashr dalam Ta’zhim Qadr Ash- Shalah, 2/636. Dihasankan oleh Al-Albani dalam At-Tahrim, hal. 148)
Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abid Dunya (45), dari Al-Qasim bin Salman, dari Asy- Sya’bi, dia berkata: “Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala melaknat biduan dan biduanita.” (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam At-Tahrim hal. 13)


5. Ibrahim bin Al-Mundzir rahimahullahu –seorang tsiqah (tepercaya) yang berasal dari Madinah, salah seorang guru Al-Imam Al-Bukhari Rahimahullah– ditanya: “Apakah engkau membolehkan nyanyian?” Beliau menjawab: “Aku berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak ada yang melakukannya menurut kami kecuali orang-orang fasiq.” (Diriwayatkan Al-Khallal dengan sanad yang shahih, lihat At-Tahrim hal. 100)


6. Ibnul Jauzi rahimahullahu berkata: “Para tokoh dari murid-murid Al-Imam Asy- Syafi’i rahimahullahu mengingkari nyanyian. Para pendahulu mereka, tidak diketahui ada perselisihan di antara mereka. Sementara para pembesar orang- orang belakangan, juga mengingkari hal tersebut. Di antara mereka adalah Abuth Thayyib Ath-Thabari, yang memiliki kitab yang dikarang khusus tentang tercela dan terlarangnya nyanyian.


Lalu beliau berkata: “Ini adalah ucapan para ulama Syafi’iyyah dan orang yang taat di antara mereka. Sesungguhnya yang memberi keringanan dalam hal tersebut dari mereka adalah orang-orang yang sedikit ilmunya serta didominasi oleh hawa nafsunya. Para fuqaha dari sahabat kami (para pengikut mazhab Hambali) menyatakan: ‘Tidak diterima persaksian seorang biduan dan para penari.’ Wallahul muwaffiq.” (Talbis Iblis, hal. 283-284)


7. Ibnu Abdil Barr rahimahullahu berkata: “Termasuk hasil usaha yang disepakati keharamannya adalah riba, upah para pelacur, sogokan (suap), mengambil upah atas meratapi (mayit), nyanyian, perdukunan, mengaku mengetahui perkara gaib dan berita langit, hasil seruling dan segala permainan batil.” (Al-Kafi hal. 191)


8. Ath-Thabari rahimahullahu berkata: “Telah sepakat para ulama di berbagai negeri tentang dibenci dan terlarangnya nyanyian.” (Tafsir Al-Qurthubi, 14/56)


9. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu berkata: “Mazhab empat imam menyatakan bahwa alat-alat musik semuanya haram.” Lalu beliau menyebutkan hadits riwayat Al-Bukhari rahimahullahu di atas. (Majmu’ Fatawa, 11/576)


Masih banyak lagi pernyataan para ulama yang menjelaskan tentang haramnya musik beserta nyanyian. Semoga apa yang kami sebutkan ini sudah cukup menjelaskan perkara ini.


Wallahu a’lam.

::: PACARAN YANG ISLAMI :::

1. Jangan berduaan dengan pacar di tempat sepi, kecuali ditemani mahram dari sang wanita (jadi bertiga)
-
“Janganlah seorang laki-laki berkholwat (berduaan) dengan seorang wanita kecuali bersama mahromnya…”[HR Bukhori: 3006,523, Muslim 1341, Lihat Mausu'ah Al Manahi Asy Syari'ah 2/102]
-
“Tidaklah seorang lelaki bersepi-sepian (berduaan) dengan seorang perempuan melainkan setan yang ketiganya“ (HSR.Tirmidzi)
-
2. Jangan pergi dengan pacar lebih dari sehari semalam kecuali si wanita ditemani mahramnya
-
“Tidak halal bagi wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk bepergian sehari semalam tidak bersama mahromnya.” [HR Bukhori: 1088, Muslim 1339]
-
3. Jangan berjalan-jalan dengan pacar ke tempat yang jauh kecuali si wanita ditemani mahramnya
-
“…..jangan bepergian dengan wanita kecuali bersama mahromnya….”[HR Bukhori: 3006,523, Muslim 1341]
-
4. Jangan bersentuhan dengan pacar, jangan berpelukan, jangan meraba, jangan mencium, bahkan berjabat tangan juga tidak boleh, apalagi yang lebih dari sekedar jabat tangan
-
“Seandainya kepala seseorang di tusuk dengan jarum dari besi itu lebih baik dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (Hadits hasan riwayat Thobroni dalam Al-Mu’jam Kabir 20/174/386 dan Rauyani dalam Musnad: 1283, lihat Ash Shohihah 1/447/226)
-
Bersabda Rasulullahi Shallallahu ‘alaihi wassallam: “Sesungguhnya saya tidak berjabat tangan dengan wanita.” [HR Malik 2/982, Nasa'i 7/149, Tirmidzi 1597, Ibnu Majah 2874, ahmad 6/357, dll]
-
5. Jangan memandang aurat pacar, masing-masing harus memakai pakaian yang menutupi auratnya
-
“Katakanlah kepada orang-orang beriman laki-laki hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya..” (Al Qur’an Surat An Nur ayat 30)
-
“…zina kedua matanya adalah memandang….” (H.R. Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Nasa’i)
-
6. Jangan membicarakan/melakukan hal-hal yang membuat terjerumus kedalam zina
-
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang jelek” (Al Qur’an Surat Al Isra 32)
-
“Kedua tangan berzina dan zinanya adalah meraba, kedua kaki berzina dan zinanya adalah melangkah, dan mulut berzina dan zinanya adalah mencium.” (H.R. Muslim dan Abu Dawud)
-
7. Jangan menunda-nunda menikah jika sudah saling merasa cocok
-
“Wahai para pemuda ! Barangsiapa diantara kalian berkemampuan untuk nikah, maka nikahlah, karena nikah itu lebih menundukan pandangan, dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia puasa (shaum), karena shaum itu dapat membentengi dirinya”. (Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Darimi, Ibnu Jarud dan Baihaqi).
-
“Yang paling banyak menjerumuskan manusia ke-dalam neraka adalah mulut dan kemaluan.” (H.R. Turmudzi dan dia berkata hadits ini shahih.)
-
WARNING:
-
sebenarnya banyak ulama dan ustadz yang mengharamkan pacaran, misalnya saja ustadz Muhammad Umar as Sewed. jadi sebaiknya segera menikahlah dan jangan berpacaran…
-
sebuah syair mengatakan:
-
kadang peristiwa besar bermula dari hal-hal kecil
permulaannya memandang, lalu tersenyum, kemudian menyapa, lalu mengobrol, lantas janjian, kemudian berkencan, dan akhirnya berzina
-
Bagi yang sudah terlanjur berbuat dosa maka bertaubatlah dan jangan putus asa, Allah pasti mengampuni hambanya yang bertaubat dan memohon ampun…