Senin, 26 Maret 2012

Masa Kecilmu yang Ku Rindu.. (Tentang mu)

5 tahun berlalu.. sejak perkenalan itu, perkenalan tanpa jabat tangan. perkenalan karena kenakalan masa-masa SMP. masa-masa dimana aku.. kamu tidak terlalu mengenal apa arti itu cinta. yang ku tau.. semua itu terasa indah jika hariku ada kamu. kamu adik kelasku.. tapi kharisma mu mampu menghipnotis hampir setiap hawa di satu sekolah itu. bukan hanya seangkatanmu saja.. tapi tidak sedikit dari sekian banyak temanku juga mengidolakanmu. entah apa yang membuat mereka seakan tergila-gila pada setiap apa yang kamu kerjakan. apa karena kamu seoarang pemain basket unggulan di sekolah ?? apa karena kamu seorang yang smart ?? atau.. entahlah. bahkan.. sempat aku menjadi sasaran kecemburuan dari teman ku itu, yang mereka anggap kita mempunyai hubungan special  lebih dari seorang kakak kelas kepada adik kelasnya. namun ku akui.. aku pun mungkin merasakan apa yang mereka rasakan. keberadaanmu di sekolah itu mampu melukis warna yang hampir mengelam. tapi kenapa kamu datang disaat aku sudah hampir lulus dari sekolah itu ? kenapa kamu datang sebagai adik kelasku ?? dan mengapa pula kau mampu menggenggam erat hati sekuat mungkin dan mampu menjadikan aku seperti ini ?? lagi-lagi aku hanya bisa berucap, Entahlah..
Setahun berlalu.. dengan kekagumanku karena kharismamu, aku selalu tidak bisa memberanikan diri walau hanya menyapa. melihatmu dari kejauhan pun sangat membahagiakan hati.  melihatmu saat makan di kantin, melihatmu saat bertanding basket, dan melihatmu saat berjalan di tepian kelas melintasiku. entah rasa apa itu.. yang sedari dulu pun aku tidak bisa mengartikannya. hari perpisahan pun tiba.. dengan segala kegelisahan menyeruak halus di dinding hati. ada perasaan bahagia dan takut menghuni aliran nadiku. bahagiaku karena akhirnya aku bisa lulus dan melanjutkan studi ku di tempat yang sedari dulu aku idamkan. takutku.. karena aku tidak akan pernah bisa melihatmu dari sisi gelapku.

Hari itu.. har jum’at tepatnya. aku resmi lulus dan keluar dari sekolah itu. dengan menenteng ijazah hatiku rerasa remuk. entah apa yang membuat aku segelisah ini. dan sepertinya sahabat-sahabatku amat sangat mengerti apa yang aku rasakan, diam-diam mereka mengundangmu tanpa sepengetahuanku, ditempat itu.. di salah satu rumah  sahabatku yang kebetulan rumahnya tidak jauh dari rumahmu. kamu datang bersepeda.. lagi-lagi aku tidak bisa berkutik apa-apa. bahkan untuk sekedar menemuimu pun aku tiada berkeberanian. sampai akhirnya air mata menyelusup halus dari celah mataku.. entah apa yang aku rasakan saat itu. bahagia ?? malu ?? atau.. :( yang ku rasa itu hanya berkeringat dingin dan badanpun gemetar, serasa tiada bertenaga. dan akhirnya.. dengan keberanian yang terus di kuatkan oleh sahabat-sahabatku aku menemuimu. ya, duduk disampingmu untuk pertama kalinya. dengan linangan air mata yang masih mengalir mengisakan tangis. hening.. diam.. dan sunyi, tidak ada kata-kata yang keluar dari bibirmu maupun dariku. 5 menit terbuang dari sisa waktuku berada disampingmu.. lalu kau pun mengucap satu kata ” Kenapa nangis ?? ” aku pun hanya bisa menggelengkan kepala tanda aku merespon pembicaraannya. lalu sejenak kembali diam.. 1 menit 2 menit hingga sampai kemenit kelima. dari bibirmu kau ucapkan satu kalimat yang sungguh sangat menghentak hati ini. ” katanya kamu suka sama aku ya ?? ” sejurus aku pun langsung diam tanpa mengucap apa-apa. ya, mungkin keberanianku termakan oleh rasa bahagiaku yang terlanjur bahagia.lagi-lagi aku tidak bisa membalas pertanyaanmu itu. kelu.. serasa lidah ini terkunci rapat ! yang ada dalam benakku saat itu adalah apa aku harus menjawab pertanyaannya itu ?? sedangkan kalau memang aku menjawab “iya” maka percuma, karena selepas aku lulus pun aku tidak lagi ada di kota ini. yang tentunya aku tidak bisa bersamanya lagi.. Huufftt setengah jam pun berlalu tanpa kata yang banyak dan tanpa jawaban pula atas pertanyaannya itu. kamu pun memutuskan untuk pulang dan meninggalkanku tanpa jawaban yang pasti. karena memang saat itu kamu hendak menunaikan shalat jum’at. aku pun mengiyakan keputusanmu untuk pulang. dengan tatapan memerah.. aku memberanikan diri untuk sejenak menapa wajahmu. ada guratan kedamaian disana.. dengan gaya rambut dan memang bawaan parasmu yang kalem. kamu bilang “nanti aku balik lagi ngasih kamu foto” ada perasaan bahagia juga haru. kamu pun berlalu meninggalkan aku yang masih mematung di teras menatapmu hingga hilang dari kejauhan. kurang dari 10 menit kamu kembali membawa selembar foto itu, kamu letakan foto itu ditanganku. sembari berlalu kau pun memberi senyum mahal mu itu.
The end..
” Ku rindu mentari saat basah Kalbu menyapa, kurindu senyummu walau tak selalu ada.. “

Tidak ada komentar: