Jumat, 01 April 2011

::: Aku dan al-Qur'an ku :::

perempuan muda itu terus berlari,dia hempaskan tubuhnya diatas pasir putih yang terlihat bersih itu. masih terlihat sunset mewarnai sore di tepi pantai, desiran ombak yang tenang mengiringi tangis yang sedari tadi sempat dia tahan. tak ada seorangpun terlihat di sore itu. hanya nampak burung-burung yang terbang bebas seakan enggan untuk mendekatinya. dengan genggaman pasir yang dia remas berlahan semakin terbuang. sesekali dia berteriak untuk menumpahkan segala gundah dan penat di hatinya. ya, dia memang bukan baru pertama kalinya berada di tempat itu. namun sesering dia mendatangi tempat itu dengan keadaan yang sama. tak ubahnya itu hanyalah pelampiasan dari hati yang dia sendiripun tak pernah menginginkannya. dan... semakin dia sering mendatangi tempat itu bayangan dari wajah sosok lelaki itu semakin nyata. sosok lelaki yang dulu sempat ada di hari-harinya. namun inilah takdir... takdir dariNya yang tak pernah bisa kita ketahui ending dari sekenarioNya.
lelaki itu ternyata sudah di jodohkan oleh orang tuanya, yang merupakan salah satu dari wasiat almarhum ayahnya. dengan bercucuran air mata ia sesekali mengingat tentang sosok lelaki itu. lelaki yang dulu sempat dia fikir akan menjadi jodohnya, akan menjadi imamnya, akan menjadi ayah dari anak-anaknya kelak. namun semua bayangan itu sekilas sirna diatas hempasan ombak yang menyapu pasir pantai sore itu. setelah merasa agak tenang akhirnya diapun pulang dengan keadaan hati yang belum sepenuhnya bisa menerima takdirNya. berkali-kali dia mencoba mengikhlaskan dari kehendak allah yang maha kuasa. sesampainya di kamar kosan yang saat itu masih terlihat gelap dia hempaskan tubuhnya kembali di atas tempat tidur. perempuan itu memejamkan mata namun yang terlihat adalah sesosok lelaki itu lagi. dengan nafas yang sempat tertahan akhirnya dia menghembuskannya secara berlahan. berharap hati dan fikirannya kembali normal dan tidak lagi merasakan hal yang seperti itu lagi. namun sekilas perempuan itu teringat akan petuah yang dulu sempat dia dapatkan dari seorang ustad." kalau jiwa dan batin kamu lagi merasa gundah, hati dan fikiran yang kacau.. tidak usah jauh-jauh dan bersusah payah mencari obatnya. setiap keluarga muslim dirumahnya pasti mempunya kitab suci, kitab suci yang sesungguhnya adalah pegangan untuk kita umat muslim. bacalah... resapilah. insya Allah semua yang kita bebankan akan menjadi ringan. akan menentramkan jiwa dan fikiran kita. " terlintas kata-kata itu di benaknya. ya, memang dulu sempat dia berfikir kalau hal itu tidaklah penting untuk di jalani, dia anggap angin lalu. namun sekarang... seakan-akan hatinya tergugah untuk membenarkan apa yang di ucapkan oleh ustad itu. dengan keyakinan hati yang sangat kuat akhirnya perempuan itu melangkah menuju sebuah kamar mandi. di ambillah air wudlu, secara berlahan dia usapkan air wudlu kebagian-bagian jasadnya. serasa nikmat surgawi membasahi seluruh hati dan fikirannya. dengan hati yang tenang perempuan itu mulai membaca do'a iftitah di sholatnya. selesainya sholat perempuan itu dengan berlahan membuka al-qur'an dengan sangat hati-hati. dibacalah lembar berlembar dari ayat-ayat itu. seakan lantunanya itu mengandung arti yang sangat dalam sehingga tak kuasa air mata perempuan itu terus menetes dan mengalir deras diatas sajadah dan genggaman al-qur'annya itu. tangis pecah mengisakkan suara mengiringi dari setiap kata yang dia ucap. dan di malam itulah dia merasakan dan mendapatkan sebuah ketenangan yang sungguh luar biasa. yang tak pernah dia dapatkan selama hidupnya itu. hingga di malam-malam selanjutnya perempuan itu tak lepas dari al-qur'annya itu. dia jadikan al-qur'an itu sebagai obat yang paling ampuh dan yang paling setia menemaninya.


Subhanallah...^_^



K. awaliyah "owmy"

Tidak ada komentar: