Selasa, 22 Maret 2011

::: Penantian Qey :::

berulang kali Qey melihat handpone'y yang sedari tadi diam tak bersuara, ya.. gadis itu memang sudah berjam jam menunggu dan mengharap telephone genggamnya berdering tanda panggilan dari Vero kekasihnya yang sedari pagi tak ada kabar darinya. dengan perasaan was-was Qey sabar menunggu dari hitungan setiap detiknya. tak pernah vero seperti ini.. sedari dulu dia memang selalu menampakan perhatiannya walau hanya sekedar mengirim sms untuknya. namun kali ini... entah apa yang terjadi pada dirinya. perasaan Qey pun semakin tak menentu. berulang kali dia mencoba menampik hal-hal yang singgah di fikirannya tentang sesuatu yang mungkin saja terjadi. dari detik, menit, jam hingga berganti hari tak ada kabar dari kekasihnya itu.sesekali ia mencoba menenangkan dirinya dengan berfikiran postif tentang kekasihnya itu. namun kadang terlintas berbagai kecamuk pertanyaan kemana sebenarnya dia berada ??  ada apa dengannya ?? apa yang sebenarnya terjadi dengannya..??  berbagai fikiran-fikiran itu ia coba tampik jauh-jauh.

hingga kini waktu sudah berjalan lebih dari seminggu Qey menyimpan pertanyaan besar tentang kekasihnya itu. beberapa teman dekatnyapun menjadi sasarannya untuk melontarkan satu pertanyaan darinya " kamu liat Vero ?? tau dia dimana ga sekarang ?? " namun dari sekian banyak teman dekat vero yang di kenalnya tak ada satupun yang mampu menjawab pertanyaannya itu.berminggu minggu Qey selalu sabar menanti kekasihnya walau hanya sebatas kabar yang ia terima. untuk memasitikan kalau dia memang baik-baik saja. minggu pun berganti menjadi bulan, hingga kini memsuki bulan ke sembilan pas di hari jadi mereka yang ke sembilan bulan. namun kini Qey sadar kalau penantiannya itu sia-sia. walau kadang ia teringat akan kata-kata sahabatnya kalau penantian untuk cinta tidak ada yang sia-sia.
dan di hari ini Qey mencoba menepis semua tentang bayangan Vero lelaki yang dulu sempat menjadi pengisi relung hatinya itu. dia berfikir kalau vero memang sengaja meninggalkannya.. walau di hati kecilnya ia sendiri tidak percaya kalau lelaki yang ia kenal baik tega berbuat itu kepadanya.dan sesungguhnya di hati kecilnya masih mengharap lelaki itu datang membawa senyum yang selama sembilan bulan ia nantikan.
dengan hati yang hancur ia kembali menata hidupnya dengan berbagai kegiatan yang ia lakukan di kampusnya. tak sedikit pula teman kamupusnya yang sengaja mendekati Qey untuk mendapatkan cintanya, namun hal itu tak jua membuat Qey begitu saja menerima dari sekian banyak itu. hatinya tetap satu.. menunggu Vero walau kadang penantiannya itu ia anggap sia-sia."Vero... sebenarnya apa yang terjadi sama kamu ?? apa aku bersalah sehingga kamu pergi tinggalkan aku tanpa sebab ?? mana janji kamu kalo kamu tidak akan pernah meninggalkan aku.. mana janji kamu kalo kamu akan melakukan yang terbaik untuk aku ?? kini semuanya hanya tinggal kenangan. nyatanya kini kamu pergi tinggalkan aku sendiri.. " batinnya merintih sambil memeluk boneka panda yang dulu pernah vero berikan kepada dirinya.
sebelas bulan kini telah berlalu, di pagi-pagi buta Qey  sudah bersiap untuk melaksanakan ibadah sholat subuh seperti biasanya.. Qey memang terkenal sebagai gadis yang baik. sehingga tak heran kalau banyak laki-laki yang mendekatinya. selesai menjalankan ibadahnya Qey selalu tak lupa membuka pintu jendelanya hanya ingin sekedar menghirup udara pagi, ia melakukan hal itu hampir setiap hari. tak sengaja Qey melihat sesosok laki-laki berdiri membelakangi teras rumahnya. saat itu Qey mengira kalu lelaki itu adalah orang yang berniat jahat. namun... setelah dilihat dengan seksama Qey sedikit mengenali postur tubuh itu yang terlihat dari belakang. bergegas ia pun langsung mendekati lelaki itu dari kejauhan Qey mengamati apa yang dilihatnya itu. " Vero... " dengan lirih kata-kata itu keluar dari mulut Qey.. dan lelaki itu dengan berlahan membalikan badannya dengan senyuman khasnya itu. serentak Qey terdiam, serasa tak percaya kalau yang di depannya adalah lelaki yang selama sebelas bulan ini ia cari. ternyata kini nyata sudah ada di hadapannya. antara rasa percaya dan tidak percaya membuat Qey terdiam di hadapan lelakinya itu. "Qey.. Qeyla.. " dengan lembut lelakinya itu menyapanya sembari membelai rambutnya di balik jilbabnya yang terurai.
setelah beberapa saat Qey terdiam akhirnya ia pun tersadar dari lamunannya tentang lelaki itu. "kamu kemana aja ?? kamu sudah ngingkari janji kamu sendiri.. kamu jahat sama aku." dengan nada lirih Qey berucap kepada lelakinya itu. "sayang... aku ga kemana-mana.. aku masih disini untuk kamu, aku masih seperti dulu laki-laki yang mencintai kamu, yang ingin membahagiakan kamu.. aku masih memegang janji aku ke kamu." " tapi kenapa kemu malah pergi ningalin aku tanpa kabar ?? kamu jahat ver.. " Qey pun mulai mengingat betapa sakitnya saat itu. waktu Vero tiba-tiba menghilang tanpa kabar apapun, dengan berderaian air mata Qey mengenang saat-saat itu. serentak vero langsung menggenggam tangan gadis yang di cintainya itu dengan penuh lembut sembari menjelaskan apa yang membuat dia meninggalkannya selama sebelas bulan ini. " sayang... dengerin aku dulu... kamu ingat ga waktu aku berjanji kalau aku ingin membahagiakan kamu ?? ingin memberi yang terbaik untuk kamu ?? aku pergi untuk menepati janjiku itu sayang... aku pergi untuk melakukan suatu hal. hanya ingin membuktikan kalau janjiku itu bukan hanya sekedar kata-kata. selama sebelas bulan ini aku pergi ke sebuah pondok pesantren di daerah jawa tengah, aku disana banyak belajar tentang kehidupan yang sebenarnya. aku disana ingin menjadikan diri ini untuk menjadi lebih baik. untuk menjadi imam yang baik untuk kamu.. untuk keluarga kita kelak. sebenarnya dulu aku merasa malu pada diriku sendiri. aku mempunyai seorang gadis yang terkenal begitu baik.. begitu sholehah. maka dari situ aku mulai sadar.. dan mulai timbul rasa ingin memperbaiki diri. jalan satu-satunya aku pergi kepesantren itu.dengan harapan aku kembali membawa hati dan perubahan diri yang memang pantas untuk menjadi imammu kelak sayang. " mendengar pengakuan vero air mata Qey terus mengalir derai bak deraian embun yang membasahi padang pasir yang selama ini hinggap di hatinya. penantian Qey selama sebelas bulan ini ternyata tidak sia-sia.. serasa penantiannya itu adalah menanti datangnya rembulan di pangkuannya.. untuk menyinari kehidupannya kelak. "oiya.. aku sengaja datang di pagi ini karena aku tau kalau kamu setiap hari selalu membuka jendela setelah melakukan sholat subuh " ujar vero sembari memberikan seuntai bunga mawar yang di bawanya untuk kekasih solehahnya itu.


SUBHANALLAH... 

Created by : Owmy Syariffudin

Tidak ada komentar: