Selasa, 05 April 2011

::: Tangis ketigaku :::

hari ini saya awali dengan hati yang bergembira, why not ?? pagi yang cerah ini sangat disayangkan jika di lewati begitu saja hanya dengan tidur tanpa ada aktifitas apapun. berbagai kegiatanpun saya mulai setelah menjalankan ibadah sholat hajat dan dhuha yang sedang saya tekuni saat ini. dan insya allah hal itu tidak akan saya tinggalkan di hari-hari berikutnya. setelah selesai  shalat saya pun langsung mengincar selembar selimut yang tergeletak di tempat tidur untuk dicuci donk pastinya, dan juga sehelai sweeter yang menggantung di balik pintu kamar. pagi itu masih sangat segar... dengan awan yang masih kemerah-merahan mewarnai pagi dengan penuh riang. tak lupa juga handsate yang menempel di telinga membuat hati semakin sumringah " bahasa jawa " berbagai kegiatan itu sengaja saya kerjakan di pagi hari agar tidak melewati moment yang indah itu. setelah pekerjaan kamar semuanya selesai, saya lihat jam di handphone masih sangat pagi dan cuaca di luar yang masih terlihat segar dengan teriknya yang indah.
mandi di pagi itupun begitu sangat menyenangkan karena keringat yang tidak keluar dari tubuh begitu sangat terasa lengket menempel di badan. setelah semua sudut kamar terlihat rapi, bersih badan juga terasa sangat segar dan wangi " kan habis luluran " perutpun terasa ingin menikmati haknya untuk diisi makanan yang memang sedari malam belum terisi apapun. dengan handsate yang masih menempel di balik jilbab saya pun keluar kamar menuju sebuah warung nasi yang jaraknya hanya beberapa meter dari tempat saya tinggal.

di sore hari setelah bangun dari tidur seperti biasanya, mata yang masih sayup-sayup segera saya mengambil handphone yang saat itu dalam keadaan setengah lowbat. handsate saya pasang lagii di telinga ini. berbagai lagu menemani hati yang saat itu dalam keadaan yang datar-datar saja alias hambar, dengan memandang langit yang saat itu masih terlihat cerah dengan warna kebiru-biruannya yang cantik terlihat di balik jendela kamar. setelah melewati beberapa lagu di handphone serentak terhenti karena adanya panggilan masuk yang saat itu terlihat di layar " Bokap ". antara "iya" dan "tidak" akhirnya panggilan itu saya terima. terdengar di seberang telephone suaranya yang terburu "lagi apa ??" tidur jawaku dengan nada yang agak setengah males. tanpa berbasa basi suara di seberang itu langsung membicarakan maksud dari beliau menelephone saya. " bapak nanti mau ke batam... entar hari kamis bapak berangkat, kamu do'ain aja semoga bapak baik-baik disana. kamu juga jangan neko-neko.jaga diri baik-baik. insya Allah nanti sepulang bapak dari sana kamu bisa operasi ". tanpa di beri kesempatan saya untuk berbicara lelaki itu meneruskan pembicaraannya dengan nada yang beda di sore ini. sehingga tak di sadari air mata mengalir deras di atas bantal kecilku. dengan nada yang sedikit terengah-engah saya hanya bisa menjawab perkataannya dengan satu kata " iya ". hingga lelaki itupun menyudahi pembicaraannya d seberang telephone sana. dengan handsate yang masih menempel dan sambungan telephone yang sudah terputus, air mata ini masih terus mengalir. hingga tak sadar saya lihat jam di handphone sudah menunjukan pukul 15:20. yang bertanda kalau saya harus segera mempersiapkan diri untuk melakukan aktifitas rutinku. entah apa yang membuat saya menangis sebegitu hebatnya, hingga memasuki kamar mandipun air mata masih tetap tak mau menghentikan alirannya. padahal sudah 3 tahun lebih saya terbiasa berada jauh darinya. jauh dari raganya... bertemupun itu hanya sekali atau dua kali dalam setahun. takut ??? takut kehilangannya ??? mugkin kata-kata itu yang pantas disebut untuk saya disaat ini. ya.. mungkin karena rasa ketakutan itu yang mendorong air mata ini mengalir tanpa harus saya memintanya. ini adalah tangis ketigaku dalam sebulan ini. tangis pertamaku di satu hal yang sama, di saat mamahpun harus pergi walau itu hanya sesaat. tangis keduaku adalah saat mengingat semua akan dosa hidup yang saya miliki. dan tangisku di ketiga ini adalah tangis ketakutanku kehilangan orang-orang yang sesungguhnya sangat berarti di hidup saya. walau kadang diri ini tak pernah menyadarinya. ya, dari semua tangisku itu semunya membuat saya semakin merasa harus bisa mengubah diri. megubah diri untuk bisa melihat mereka tersenyum dan tidak menyesal memiliki anak satu-satuya seperti saya. saya mencintai kalian... saya menyayangi kalian... do'aku untuk kalian, dimanapun kalian berada semoga kita selalu mendapat kebahagiaan walau keadaan tak seperti dulu. perubahan ini untuk kalian... hanya untuk kalian. dan semoga kita selalu di berikan kelapangan dada dan hati yang sabar serta ketulusan hati untuk kita masing-masing. semoga Allah selalu bersama kita orang-orang yang berhati sabar. Ameen ameen ya robbalalalamin...

Tidak ada komentar: